1798024

Asterix ‘n Obelix lumayan juga buat ditonton.
Kalo ngomong tentang Obelix kayaknya benda satu ini gak bisa ditinggalkan. Menhir, yang di Indonesia sendiri dikenal pada masa perundagian terutama pada saat berkembangnya jaman perunggu. Menhir di Indonesia muncul sebagai bagian dari kebudayaan Megalitik, masa kebudayaan ini ditandai dengan munculnya bangunan-bangunan suci yang dibuat dari batu-batu besar. Menhir sendiri merupakan tiang/batu tugu yang didirikan sebagai peringatan yang melambangkan arwah nenek moyang, namun tak jarang menhir di pakai sebagai kaki meja batu yang dikenal sebagai dolmen, tempat sesaji dan pemujaan kepada nenek moyang. Yang menjadi pikiranku sekarang …siapakah nenek moyang Obelix, aku jadi pusing 7 keliling, karena sampai sekarang tak ada satupun buku sejarah yang mengatakannya padaku …^_^

1797862

“Desaku yang kucinta pujaan hatiku
tempat ayah dan bunda dan handai taulanku
………….
selalu kurindukan desaku yang permai”
Aku selalu merindukan kala malam menyelimuti desaku,
yang kunikmati adalah aroma angin malam
yang memberiku kekaguman akan cakrawala yang berhias taburan bintang.
Tak jemu aku terpaku, menatap ke atas sana, selama mendung belum sempat menutupinya
Pikiranku terbawa ke masa 16 tahun silam, dihalaman itu, sambil menghitung bintang satu-satu dan bersandar di pangkuan mama, kudengarkan kisah-kisah legenda dan dongeng-dongeng klasik.
Rindu aku seperti dulu lagi.
Nikmatnya aroma malam tlah menghantarku kembali kepada romantisme masa kecilku.

1797691

Hari ini kujumpai lagi harianku setelah lama tersimpan, untung tak berdebu. Hari-hari berjalan sebagaimana adanya, dan banyak yang tlah kudapati. Satu hal yang sering aku alami dengan kesadaranku sepenuhnya, bahwa betapa berharganya milik kita, sekecil apapun itu. Seringkali kita menyadari bahwa sesuatu yang kita miliki sangat berharga dan berarti ketika kita telah benar-benar kehilangannya. Kenapa kita sering terlambat menyadari betapa berarti dan berharganya mereka, hanya sikap acuhlah yang kemudian muncul yang menutupi segala macam perhatian dan sikap peduli kita.
Kejadian bertubi-tubi yang boleh aku alami mengingatkanku akan hal ini. Terima kasih Tuhan aku boleh bertambah dewasa.
Selasa kemaren 26 Des 2000, aku menengok Mbah Kakung yang sedang terbaring sakit, aku sadar sepenuhnya betapa dia sungguh berarti bagiku, karenanya aku mau peduli. Aku sayang Mbah Kung.

1718168

Hari terakhirku di Bandung dimilenia II. Masih banyak yang harus kupersiapkan untuk keberangkatanku nanti jam 19.00 WIB. Kutinggalkan kota Bandung nan indah, sesaat terbentang bayangan rumahku nun jauh disana …home sweet home…:)

1704907

Menikmati hari-hari di milenium kedua yang tersisa beberapa saat saja. Merenung kembali dan bersyukur atas saat-saat yang boleh dilewati kupikir cara terbaik untuk mulai memandang kedepan dengan kekuatan penuh dan segala optimisme di dalamnya.
Aku tak tahu pasti, apakah sekarangpun masih dipertentangkan kapan berakhirnya milenia kedua, yang jelas pendapatku hampir serupa dengan alasan sederhana yang diungkapkan sosok kelirumolog Jaya Suprana. Pembuktian sederhana itu tak lebih dari…apabila kita mulai tahun I pada abad I milenia I pada 1 Januari tahun 1, maka tahun ! pada abad I milenia I diakhiri pada 31 Desember tahun 1. Dengan demikian abad I akan berakhir pada 31 Desember tahun 100 bukan 99 dan milenia I berakhir pada 31 Desember 1000 bukan 999…so…milenia II akan berakhir pada 31 Desember 2000 bukan 1999.

1697306

Lelah usai berjalan, demikianlah suasana menjelang Lebaran di Bandung, cukup memusingkanku. Andai aku bawa kalkulator saat itu dan kuhitung semua transaksi yang terjadi dalam satu detik itu,…entah berapa banyak perputaran uang yang telah terjadi selama sehari ini. Kenapa suasana seperti ini cenderung membuat orang menjadi konsumtif, termasuk diriku….:)

1678333

Kebahagiaan dimenangkan oleh mereka yang berusaha dalam kesabaran, sebab kebahagiaan ada dalam perjalanan, bukan merupakan tempat tujuan. Dan kenanglah sejenak!
Klim..where r u? Sedang kau kenangkah kebahagiaanmu setelah usai deraan itu kawan ?

1678193

Salah menilai, kayaknya aku suka banget baca yg model beginian, menilai rendah atas hal-hal yang berkualitas yang kemudian menjadi boombastic. Tak lebih dari Joe Shuster dan Jerry Siegel yang memperkenalkan tokoh Superman dalam edisi pertamanya Action Comics pada bulan Juni 1938, karena kurang optimis atas keunggulan ciptaannya sendiri mereka menjual hak cipta superman kepada sang penerbit hanya dengan AS $ 130 saja. Tentu ini tak kan mereka lakukan apabila mereka tahu betapa populernya Superman sekarang, yang tak hanya merambah dunia komik namun juga industri film dan televisi sekaligus beragam merchandisingnya, yang tentunya akan mendatangkan omset buat mereka berjuta kali lipat. Ternyata menilai sesuatu tak semudah yang kita pikirkan.