Month: March 2001

Dee terus terang aku suka dengan alur yang kamu tawarkan, sungguh penyajian yang cerdas, hingga itu pulalah kemaren kulewatkan jam 2 pagi dengan menatap lalu membalik halaman per halaman. Masih belum usai memang, tapi aku mulai cemas kalau-kalau dia kan segera berakhir. Nih Klim, akupun bisa merasakan kecemasan seperti itu.

Pengen tau caranya si Michael melamar Marie?
Ini adalah kisah nyata dari dua orang kekasih, Michael seorang polisi dan Marie seorang operator “911” dan keduanya bekerja pada departemen polisi yang sama.
Cara Michael memang unik, dia meminta tolong pada Marie untuk mengecek nomor pelat mobil yang sedang dia buntutin. Satu-satu dia eja nomor pelat itu secara fonetik menggunakan nama-nama kode agar Marie tidak keliru , seperti yang biasa di lakukan polisi…
William
Ida
Lincoln
Lincoln

Young
Ocean
Union

Mary
Adam
Robert
Robert
Young

Mary
Edward

Entah beberapa kali Michael menyebutkan kata-kata ini, dan beberapa kali pula marry telah mencatat dan sama sekali tidak menyadarinya. Hingga suatu saat salah seorang teman Michael yang mengetahui rencana ini membongkar semua rencana Michael.
Kali ini, dengan keras Marie membaca setiap kata ; W-I-L-L Y-O-U M-A-R-R-Y M-E . Marie yang baru menyadarinya langsung menelpon Michael dan berteriak gembira “Yes Michael… i will!”

Ada 101 cara untuk mengungkapkannya…, bagaimana kalau dengan lagunya KLA “Sudikah naik ikut perahuku, berkain layar cinta ? Arungi warna warni gelombang dunia satu kayuh berdua?”

CANOPUS, CAPELLA, VEGA, bintang-bintang yang ditunjuk sebagai wakil dalam Film Petualangan Sherina adalah the brightest stars yang tampak jelas di langit cerah dalam waktu yang tidak bersamaan. Ketiganya sama-sama memiliki star
magnitude – 1.
Canopus ada dirasi bintang Carina yang akan tampak terang di bulan Desember di belahan bumi selatan, Capella dan Vega keduanya berada di northern hemisphere kebalikan dari Canopus. Capella yang bagian dari Rasi bintang Auriga-pun akan tampak jelas di bulan Desember, sedangkan Vega, berada di rasi Lyra dan tampak jelas pada bulan Juli

“Keabadian menghimpun segala gelak tawa, menyimpan semua keluh kesah kita – menjaganya tetap dalam gema – dan menyambut setiap ciuman yang bermula dari kegembiraan. Dan malaikat akan menghitung setiap butir airmata yang diteteskan oleh kesedihan, dan membawanya ke telinga roh-roh yang melayang-layang di sorga-sorga ketakterhinggaan, sebagai melodi irama cinta”

Film yg satu ini memang fenomenal sekali, tapi terlebih dari itu…aku suka gaya Sher, dia smart sekaligus menggelitik. Mungkin kalau Mira Lesmana bilang karena faktor kevakuman kupikir engga’ terlalu berpengaruh, film itu lumayan menarik koq…buatku. Kalau ada yang berpendapat aku kekanakan …NOP. Tapi sudah kubuktikan kalau di cineplex Bandungpun rata-rata yang nonton para remaja dan yang menginjak dewasa.

SHERINA … seringkali bintang cilik ini membuatku terpukau, nanti malam kisah “Petualangan Sherina” diputar lagi di TV. “Novi’s Adventure” pun selalu berputar di dunia Cyber…^_^.

Sepertinya tidak layak menciptakan sandera-sandera untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan kurasa itu kurang bermoral.
Wahh aku pikir aku mulai berat sebelah dalam menyimak kondisi politik akhir-akhir ini. Yang bener yang mana jadi semakin gak jelas, semuanya maunya pada ikut ngomong, semuanya maunya pada nyari pembenaran buat dirinya sendiri. Aku gak melok-melok ahhh.

Friedrich Nietzsche itu orangnya aneh tapi ada yang masuk akal juga pemikiran dia, dia gak menulis tentang moral tapi malah mengecam moral itu yang dia bilang dengan dekonstruksi kemunafikan. Dia menelanjangi moralitas budak yang tergambar sebagai ekspresi yang tidak berani mengajukan harapan, cita-cita dan tuntutan yang kemudian menyulap kehinaan mereka menjadi keutamaan. Nietzsche mendekonstruksi moralitas tradisional yang dibelakangnya tampak sebagai nilai-nilai luhur tapi menurutnya penuh dengan ketakutan, perasaan tak berdaya, kejengkelan, iri hati,dan rasa sentimen. Dia meletakkan moralitas tuan atau bangsawan untuk dilawankan dengan moralitas budak. Nietzsche malah memuji moral ini yang memiliki tekad otentik, untuk berani menjadi diri sendiri, dan merealisasikan dirinya, percaya diri sepenuhnya, melakukan apa yang diminatinya dan seperlunya mengurbankan pihak lemah. Dia mempermaklumkan pandangan brutal eliter, bahwa massa diperuntukkan bagi pengembangan diri orang-orang bangsawan. Tentu saja pemikirannya ini melawan tuntutan sosialisme untuk memberikan perhatian utama pada kaum kecil.
Moralitas baginya banyak ditunggangi oleh sentimen, dalam fanatisme orang yang entah atas nama agama, atau sebuah ideologi, mengangkat diri menjadi penjaga moralitas melawan kemaksiatan. Sekali lagi Nietzsche mengecam bahwa nilai-nilai itu sendiri menjadi kedok perasaan iri dan benci, apakah ini justru bukan sentimen kaum borjuis kecil yang merasa minder, yang iri dengan pembawaan diri para bangsawan yang anggun ?
Pas pertama kali aku membaca teks ini aku marah, aku malah mengecam balik semua pandangan Nietzsche sebagaimana dia juga membuat orang-orang disekelilingnya ngamuk karena kecaman-kecamannya yang ganas. Aku gak mau mempermasalahkan siapa yang lebih bermoral disini tapi ada satu pelajaran baik yang boleh diambil disini, yakni tuntutan agar manusia menjadi otentik.

Semuanya sudah berakhir dan menyisakan kepedihan yang sampai saat ini sering menyeruak di dalam kesendirianku.
Tadi sih rencananya mo nyari gambar pita hitam ato sekedar garis hitam buat ngisi weblogku, cuman setelah aku baca mail ini aku jadi berubah pikiran…
“Kita suka egois, maunya apa-apa selalu dalam jangkauan kita. Padahal kita tahu pasti bahwa alam tempat kita tinggal ini cuman bayangan virtual,tempat kita hanya mampir dan main-main. Alam virtual yang kacau. Tampak indah, memang.Tapi alam yang sesungguhnya jauh lebih indah, dan kita semua suka bener kalau bisa segera ke sana. Minimal buat aku kayak gitu lah. Alam penuh
kesempurnaan,dekat dengan pencipta kita, dimana kita bisa ketemu lagi dengan orang-orang yang kita sayangi.”
Memang aku egois, dia yang sudah lepas dari derita duniawi, dari sakit penyakit yang cuman ada di dunia fana ini, mestinya aku seneng dia gak lagi merasakan semuanya itu, tapi ternyata aku malah mberatin dia untuk pergi, thanks Mas Koen, udah ngingetin aku. Tapi andaipun aku menangis dan bersedih karena berduka…masih manusiawi bukan ?