3429467

Kereta yang kami kira akan membawa kami ke bogor ternyata berbelok arah, aku dan mbak Vera hanya terbengong-bengong. Ini sih bukan salah keretanya tapi salah kami yang tidak bertanya terlebih dahulu, we took a wrong train. Lalu kami tersesat di Bekasi.
Nggak lucu kayaknya kami tersesat di kota kami sendiri setelah sebelumnya jadi penunjuk jalan buat Steve dan Richard. “Should we be u’r guide next time?” begitu kata Steve, wahh jadi pengen malu nih. Pasti Steve ikutan membaca posting ini. Hey Steve it’s not a good site 4 U 2 learn Indonesian language.
Thanks for our great time, Steve, Rich. I won’t forget the way U stole my dinner and my tea, when u poured water on me until i got wet….anything. Hehe just kidding, thanks 4 our time sharring together. Thanks 4 the song…
“Hap-hap happer de pap
Big-big bigger de big
wie wa woetsie
Het eten moet weer foetsie”

Kami akan mencoba menyanyikannya ketika kami hendak makan, secepat yang kami bisa.

3371686

Since the crisis erupted in 1997, Indonesia has relied on IMF support to keep the economy afloat.
Hutang, hutang dan hutang terus, negara kita semakin identik dengan kata hutang selain kata korupsi.
Ternyata hutang menyentuh pula kalangan kecil, masa kuliah misalnya, dulu seringkali muncul istilah soft loan di kalangan kami (opstt daku tidak ikutan ding, kiriman Mama selalu on time). Kata Soft loan sering terdengar diantara bisik-bisik kami, entah karena malu atau memang lagi serak. Kami istilahkan soft loan karena loan yang satu ini bunganya rendah, atau bahkan tidak berbunga sama sekali, dan jangka waktunya lumayan panjang tergantung mood si kreditor untuk mengembalikannya, bahkan suatu kali bisa saja soft loan tiba-tiba berubah wujud menjadi Grant karena hutang yang nunggak terus dan pada akhirnya gak dibalikin.
“Sebenernya hutang itu perlu”, begitu dosen ABLN (administrasi Bantuan Luar Negeri) kami mengatakan. Tanpa hutang kita gak bisa membangun, kita hanya bisa berangan-angan tanpa sempat merealisasikannya karena memang keuangan kita terbatas pada waktu itu. Seseorang yang ingin membeli TV seharga 1 juta takkan mampu membeli jika uang yang dimilikinya hanya 500 ribu, lalu dia berinisiatif untuk menabung sekitar 5 bulan baru nanti begitu uangnya sudah mencapai 1 juta dia akan membeli TV, tapi begitu 5 bulan berikutnya uangnya telah mencapai 1 juta harga TV tidak lagi 1 juta tapi 1.100.000 begitu seterusnya, lalu kapan dia bisa memiliki TV ? Hilang pula kenikmatan yang seharus dia dapat dari menonton TV selama 5 bulan apabila dia berhutang.
Begitu pula dengan pembangunan di Indonesia, tapi tatkala setiap tahun hutang diciptakan dan cicilan hutang dan bunga yang harus dibayar berakumulasi … dan tatkala proyek yang dibiayai dengan BLN tidak lagi produktif karena memang tender proyek yang bla..bla..bla… rahasia (umum), dampaknya begitu kita rasakan sekarang. Dulu ketika kami mengahadapi pernyataan-pernyataan “Bahwa tabungan pemerintah antara lain digunakan untuk membayar bunga dan cicilan hutang” dan “Bahwa penerimaan pembangunan yang terdiri atas bantuan program dan bantuan proyek dapat digunakan untuk membiayai bunga dan cicilan hutang” kami harus menjawabnya sebagai pernyataan yang salah.
Nyatanya…syarat-syarat BLN pun telah di terjang, yang seharusnya bersyarat lunak dalm jangka waktu minimal 20 tahun dengan grace periode 7-8 tahun lalu digunakan untuk proyek yang produktif, bebas ikatan politik dan dalam batas kemampuan membayar kembali. Itulah teori yang seringkali tidak sesuai dengan praktek. Hutang kita telah melampaui ambang batas, lalu kalau keadaan negara kita sudah terlanjur seperti ini apakah kita mau menolak bantuan yang seorah-olah bagaikan malaikat ? Coba seandainya dulu kita tidak … lalu seandainya dulu kita begini … penyesalan yang tiada guna !

3287251

Rupiah semakin terjun bebas, sistem kurs bebas mengambang (free float) membuat rupiah kita semakin sulit diprediksi terlebih lagi ketika sentimen-sentimen positifpun tak berdampak sama sekali, turunnya suku bunga The Fed dan naiknya suku bunga SBI tak lagi punya kekuatan. Ditambah lagi kedatangan tim review IMF yang telah ditunggu-tunggu sejak Desember yang seharusnya menjadi sentimen positif pendongkrak rupiah. Nyatanya semua asumsi menjadi tidak berlaku, rupiah telah menembus level diatas 11.000 per dollar AS hari ini.
Teori chaos sedang berlangsung, nilai rupiah yang seharusnya tunduk pada hukum-hukum ekonomi dasar sebagai suatu sistem yang deterministik, tiba-tiba berpotensi menjadi tidak teratur dan tak teramalkan. Inilah turbulensi.
Lalu bagaimana mengkaitkannya dengan gelombang-gelombang probabilitas? Tak sempat kupikirkan, aku sendiri gak ngerti bener apa itu, masih kutunggu kisah Kucing Schödinger dari Mas Koen

3271659

Hey, lihat komentar Si Profesor tampan Jeffrey A.Winters ini dalam Indonesia Next, Emerging From The Crisis bahwa Bank Dunia dan IMF ikut bertanggung jawab atas krisis yang terjadi di Indonesia, IMF dan BanK Dunia terkesan acuh, tidak mau ikut ambil bagian dalam penyelamatan ekonomi Indonesia, meskipun mereka tau tanda-tandanya, tetapi ketika segalanya telah terjadi mereka justru menuding ini sebagai kesalahan bangsa Indonesia, Jeffrey mengatakan bahwa bangsa Indonesia berhak untuk tidak mengembalikan hutang-hutang masa lampaunya.
Kalau kita memang benar-benar punya hak untuk tidak mengembalikan semua hutang luar negeri kita di masa lampau, lalu mengalokasikannya untuk belanja pegawai sehingga gaji pegawai naik, dan …maunya sih begitu, tapi gak fair ahh kayaknya.
Baca juga review dia di Kompas hari Sabtu tgl 15 April kemaren, he accused IMF of pushing hard for Indonesia’s economic reforms. Wah simpati nih sama Indonesia?
Aku juga makin simpati aja dengannya. Dulu aku doyan mengkliping berita tentang dia, tabloid kontanku, beberapa bolong kalau kebetulan memuat pendapatnya. Sekarang sih kayaknya gak lagi, lagian dulu aku lebih banyak ngumpulin pic dia ketimbang beritanya.

3235653

Baru saja di ANTV diputar ulang film Titanic, aku pikir bakal ada kegiatan lain yang bisa kulakukan selain terpaku di depan komputer, ahh ternyata cuman acara Box office di ANTV yang menyajikan VCD-VCD original yang dibintangi oleh Leonardo D’caprio.
Tapi kayaknya asik juga kalo nonton film itu lagi sambil mengenang 89 tahun tenggelamnya Titanic di Atlantic Utara, kapal kebanggaan White Star Line ini tenggelam tepatnya pada 15 april 1912, bangkainya sendiri ditemukan tahun 1985 dalam keadaan patah menjadi dua.
Bagaimana kalau kita sendiri benar-benar berada di dalam kapal itu, penuh dengan kepanikan berusaha berebut sekoci yang hanya beberapa saja, lalu tiba-tiba Leonardo datang dengan Kate Winslet sedang shooting film, pengen marah gak sih ?

3234819

Semalam aku ndengerin Metallica, lagu yang selalu kuulang sih masih tetap sama “Low Mans Lyric” …My eyes seek reality
My fingers seek my viens…, lalu berpindah ke album Dream Theater, Metropolis Pt. 2 – Scenes From A Memory, sampai pada lagu The spirit Carries On…tidak biasanya aku merasa aneh dengan lagu ini. Kuputar ulang beberapa kali, ‘n I found the answer.
        “Where did we come from?
        Why are we here?
        Where do we go when we die?
        What lies beyond
        And what lay before?
        Is anything certain in life?

        They say, “Life is too short,”
        “The here and the now”
        And “You’re only given one shot”
        But could there be more,
        Have I lived before,
        Or could this be all that we’ve got?

        If I die tomorrow
        I’d be all right
        Because I believe
        That after we’re gone
        The spirit carries on

        I used to be frightened of dying
        I used to think death was the end
        But that was before
        I’m not scared anymore
        I know that my soul will transcend
        ….”

Hidup di dunia cuma sementara dan mati bukanlah kata terakhir! Semalam aku sadari aku begitu merindukan Mbah Kung.