Hari ini, minggu pagi-pagi sekali kami check out. Agenda kami sebelumnya adalah Pulau Selayar. Setelah mengumpulkan cukup informasi tentang Pulau ini, kami mengurungkan niat kami. Mayoritas tujuan wisata di Pulai ini adalah diving. Waktu yang kami miliki cukup terbatas. Akhirnya pergilah kami ke Tanjung Bira. Sekitar 41 km arah timur Bulukumba.
Kami berangkat dari terminal Malengkeri. Di Makassar, ada dua terminal bus antar kota. Untuk tujuan kota-kota di sebelah utara, kami menggunakan Terminal Daya, sedangkan untuk tujuan kota-kota di Timur Makassar seperti Bantaeng dan Bulu Kumba, kami harus menggunakan Terminal Malengkeri. Rata-rata Bus ke arah timur berangkat pada pagi hari. Menuju ke Bira kami harus mengambil bus jurusan Selayar. Karena kalau mengambil bus tujuan Bulu Kumba kami masih harus melanjutkan perjalanan lagi dengan menggunakan angkutan lain.
So … dari hotel kami di sekitar Losari, kami naik angkot ke arah Malengkeri. Better ask tentunya, karena angkot disini kadang tidak sampai ke terminal. Sampai di Malengkeri, kami naik bus AC Aneka Transport. Satu-satunya Bus ber AC tujuan Selayar. Harga tiket Rp 50 ribu perorang. Harga tiket ini seharusnya tiket dari Makassar ke Selayar. Di dalam Bus di kaca depan, kulihat ada no telepon yang bisa dihubungi. Dari Makassar 0411 5048232, dan dari Selayar 041422489 atau nomor HP 081355646448. Bus berangkat tepat pukul 09.00, saat bus-bus non ac lainnya sudah terlebih dahulu berangkat.
Baru beberapa menit berjalan, kami sudah memasuki Kab Gowa. Rute bus ini adalah Malengkeri (Makassar) – Takalar – Jeneponto – Bantaeng – Bulukumba – Bira dan berakhir di Selayar. Selepas Takalar bus berhenti sejenak. Seisi bus menikmati jagung rebus dengan sambal pedas, kecuali aku. Memasuki Kecamatan Bangkala – Jeneponto, suasana mengering. Tampak dikejauhan, laut membiru. Ladang-ladang garam dipenuhi tumpukan memutih. Sedangkan di sepanjang pantai Bantaeng – Bulukumba, banyak kulihat rumput laut dikeringkan. Ditepi pantai nampak seperti plastik putih yang berkilauan ditempa sinar matahari. Tempat Petani bertanam rumput laut. Disampingnya, nelayan menjaring ikan. Air laut menenggelamkannya separoh badan. Garam, ikan, rumput laut … alam menyediakan segalanya.
Sampai di Bulukumba, slogan “Bulukumba Berlayar” memenuhi kota. Dari umbul-umbul hingga plang-plang di pinggir jalan. Perjalanan dari Makassar ke Bira memakan waktu kurang lebih 5 jam. Bus berjalan sangat lambat.
Sesaat kulihat orang-orang bekerja di atas kapal besar yang belum rampung dibuat. Aku mengasumsikan bahwa kami telah sampai di Tana Beru. Sepanjang jalan tadi ada 3 kapal besar yang masih dalam proses pengerjaan.
Setengah jam kemudian sampailah kami di pintu masuk pelabuhan Bira. Kami harus turun, karena bus akan segera masuk ke dalam feri menuju Pulau Selayar. Perjalanan kami dengan Bus Aneka Transport cukup sampai di sini. Pantai Bira masih harus kami tempuh dengan berjalan kaki kira-kira 1 km lagi.
Terusin ceritanya, bikin penasaran aja….
abis jalan 1 km, yang diliat apa ???
ceritakan view- nya, bagiamana dengan fasilitas dan harga penginapan ???
menu makanan yang tersedia apa aja ???
pelayanannya gimana ????
ok eq tunggu