Belanda Kalah

Hari minggu kemarin adalah hari perkabungan. 
 

Telah meninggalkan arena Euro 2008 untuk selama-lamanya, Tim Oranje, yang akan menyisakan hari-hariku minggu depan dengan kaos turtle neck. Aku takkan berani keluar rumah tanpanya. Seharusnyalah aku mempercayai Kang Hedi dengan ulasan-ulasannya.

Oh ya ini hari terakhirku di Jakarta, mungkin no more posting during this week. Ho Chi Minh menanti, dan untuk sesaat daku akan menjadi Miss Saigon. Tentu tanpa Chris karena Chris sedang bertugas disebuah pulau dengan range garis bujur yang sama dimana Ho Chi Minh berada. Jangan lupa, kita masih dinaungi Antares, I’ll see you there every night.

So sila comment suka-suka, karena kebebasan itu mutlak kita miliki 🙂

De Passievrucht ~ A Father's Affair

Apakah lelaki memiliki hati dan emosi?

Buku tentang pencarian atas sebuah jawaban di masa silam ini akan menyajikan kepada kita bahwa kegelisahan, kepedihan dan larutan emosi tidak hanya menjadi dominasi kaum perempuan.

De Passievrucht, Buku yang telah selesai kubaca beberapa bulan lalu ini sebenarnya cukup menarik untuk dibaca meskipun isinya kadang terasa vulgar. Tak banyak mengumbar metafor, jadinya aku gak yakin juga dikau akan suka buku ini Vir, mengingat Matahari di atas Gili yang sarat dengan metafora nan indah dan berlimpah bahasa nan elegan, tak mampu mengusik hatimu.

Kisah ini sempat menggugah memoriku akan tempat-tempat di Negeri Kincir Angin yang tak besar itu. Stavoren,Wadden zee, Enkhuizen, Ijselmeer, Pulau Ameland semuanya masih segar  dalam ingatanku.  

Anyway, tersebutlah Armin seorang lelaki yang divonis dokter menderita kelainan Klinefelter, kelainan pada kromosom kelamin, bawaan lahir yang dapat berdampak pada kemandulan.

Mestinya masalah yang tak mudah ini takkan bertambah berat kalau ‘Bo’-bocah berusia 13 tahun yang selama ini dianggap sebagai anak kandungnya- tak hadir dalam hidup Armin. Beban ini terasa kian bertambah, tatkala kunci atas pertanyaan “Siapa sebenarnya ayah Bo” telah meninggal kala Bo masih berusia 3 tahun. Ya, Monika, pasangan hidup Armin yang cantik yang entah dengan sengaja atau tidak , telah  berselingkuh.T

ragedi ini takkan pernah terungkap kalau saja Armin, yang mendambakan seorang anak dari kekasih barunya Ellen yang juga sahabat dekat Monika, memeriksakan dirinya ke dokter. Guratan wajah Bo yang hampir serupa dengan Armin takkan pernah memunculkan dugaan perselingkuhan Monika di masa silam.

Pencarian demi pencarianpun dijalani. Satu persatu, mereka yang pernah dekat dengan Monikapun menjadi sasaran. Gelisah, putus asa, perasaan curiga membuat Armin semakin tak keruan. Namun dia terus mencari jawaban. Putus asa itu lebih berbahaya dari pada seekor macan sekalipun.

“Jadi Bo bukanlah buah kasih di malam dingin di musim panas itu, di jok belakangan Renault 5 warna kuning”, pikiran ini menghantui Armin.

Jadi benarlah apa yang ditulis Kitab Apokrifa, Injil Filipus, sebagaimana kata-kata ini memenuhi ruang pikir Armin. “Anak-anak yang kelak dilahirkan seorang perempuan akan mirip kekasih ibunya. Jika kekasih itu suaminya, mirip dengan suaminya. Jika ia pemikat, mereka akan mirip pemikat.”Maka benar pula hasil survey yang menyebutkan bahwa kebanyakan orang akan secara sengaja mengatakan bahwa anak pertama dari pasangan yang mereka kunjungi di rumah sakit lebih mirip dengan ayahnya. Ini hanya upaya untuk memberikan perasaan tenang semata pada seorang lelaki yang baru beberapa saat menjadi ayah.

Kamu akan terkejut kala menjumpai bahwa jawaban atas semua pertanyaan itu adalah Mr. Minderhout, yang tak lain adalah ayah kandung Armin. Jadi hubungan Armin dan Bo meskipun sangat dekat secara biologis, tetap, bukanlah hubungan ayah dan anak. Proses penemuan atas jawaban pertanyaan itu memang tak terlalu dalam dikisahkan. Rupanya Karel Gastra Van Loon, sang penulis, lebih ingin mengeksploitasi proses kedukaan, keresahan, serta perasaan dikhianati dengan mengumbar emosi Armin yang sepertinya menjadi fokus dalam buku ini. Namun secara keseluruhan buku setebal 361 halaman , kupikir, layak untuk menjadi teman dikala sendiri.

Anomali Coffee

Ketika merasa anomali, kenapa tidak pergi ke Anomali Coffee?

Buat para coffee lovers, kafe di jalan Senopati No.35 Kebayoran Baru ini pantas untuk dicoba. Suasananya memang tak seromantis Gumati café di Bogor, tapi dengan teman minum kopi yang pas membuat suasanapun jadi romantis. Datang sendiripun tak masalah, karena kafe yang dilengkapi dengan hot spot ini mampu menyajikan keceriaan buat mereka yang datang dengan laptop ditangan.

Pilihan kopi lokal, asli negara sendiri membuat kita berdecak kagum, “Indonesia ini memang kaya rasa”. Pilihan kami semalam tentu kopi tubruk, rasa kopinya yang kental dan aromanya yang mantap, membuat kami melayang seolah kami sedang tersesat ditengah-tengah ladang kopi di Tanah Gayo. Kebetulan semalam, kopi Aceh Gayo menjadi pilihan kami. Toraja Kalosi sampai kopi Sumatera Mandailing pun ada. Bahkan kopi Irian Jaya nampak pula diantara tumpukan karung biji kopi yang tergeletak begitu saja di gudang kopi yang sengaja didesain sebagai display. Sepertinya kopi Irian Jaya ini akan menjadi pilihan kami untuk kedatangan berikutnya. Never try this before. Meminumnya sambil membayangkan bukit-bukit Wamena pasti akan memberi sensasi yang menarik.

Lalu apa yang bisa dilakukan di kafe ini selain browsing internet, membaca majalah atau bercakap-cakap ? Star gazing tentu saja :). Pilihlah tempat duduk di balkon di lantai dua. Semoga kamu seberuntung kami yang semalam dinaungi langit cerah, dihiasi Jupiter di sebelah timur, dibatasi Libra di sebelah selatan dan Scorpius yang melebar di atas kepala kami.

Oh ya, dikau yang nun jauh disana, andai langit malammu sedang cerah, jangan lupa lihat Antares ya? Iya, yang merah itu, sudah bisa membedakan warna bintang kan? I’ll see you there :).

Euro 2008, bertaruh di atas sebuah pengkhianatan

“Tidaklah menarik menonton sepakbola tanpa taruhan” seorang teman berujar.

Aku pada awalnya tidak menjagokan tim manapun dalam EURO 2008. Once England was not listed, for me, the competition never existed. Karena mendukung tim lain berarti mengkhianati hati. Beginilah diriku, penonton sepak bola dengan pengetahuan tentang persepakbolaan yang pas-pasan, sehingga pilihan dijatuhkan karena faktor faktor pertautan secara emosional saja.

Tetapi ketika melihat Tim Oranje yang sedemikian tangguh menghadapi Itali, hati ini mulai berpaling. Akal sehatpun menguasai. Aku akui Belanda bermain sangat brilliant. Ditambah lagi, hampir semua pemain Tim Oranje ini kukenal – ingat kata pepatah “Tak kenal maka tak sayang”. Dan akhirnya akupun berkhianat.

Jadilah Tim Oranje, tim favoritku. Taruhanpun mulai dimainkan. Tak berbentuk materi tentu saja, karena aku lebih suka ide-ide gila dan menyenangkan, yang membuat taruhan kita menjadi sesuatu yang tak mudah kita lupakan.

Semisal, naik merry go round dua putaran di tengah-tengah pusat perbelanjaan yang segera ditolak oleh temanku yang merasa hukuman ini tidak imbang dengan apa yang kupertaruhkan. Aku bertaruh akan menggunakan rok ke kantor. Sesuatu yang sangat extra ordinary bagiku, mengingat sudah hampir 10 tahun ini aku tidak mengenakan rok ke kantor. Akhirnya, berjalan mengelilingi lapangan di depan kafe De Daunan dinilai sebagai taruhan yang seimbang.

Kemenangan mutlak Belanda 4-1 atas Perancis menyelamatkanku dari rasa malu. Aku terbebas dari kewajiban mengenakan rok ke kantor. Dan demi itikad baik, kemaren temanku mengeksekusi apa yang menjadi kewajibannya.

Di sepanjang perjalanan keluar dari kafe De Daunan ke gerbang Kebun Raya, terlontar satu ide baru. Untuk taruhan berikutnya, meniup obor yang terpasang di sepanjang jalan dari kafe ke gerbang akan menjadi suatu hal yang cukup menarik dan menegangkan, karena setiap saat satpam bisa muncul dan menangkap kami, atau beberapa orang yang kebetulan lewat disitu dan melihat kami bisa mengganggap kami rada kurang waras. Ini yang membuat hidup lebih hidup 🙂.

Ide lain yang sempat terpikir adalah mewarnai rambut kami dengan warna kaos tim sepak bola yang kami dukung. Tentu hanya beberapa helai rambut saja. Aku beruntung tidak mendukung tim Yunani, karena perpaduan putih dan biru dirambutku yang tak hitam ini, akan membuatku tampak seperti orang penyakitan.

Hey, punya ide lain yang cukup menarik untuk taruhan?

Wereld Zonder Jouw

Ik heb een masker opgezet
En als mijn vrienden erom vragen
Zeg ik dat het heerlijk is alleen
Je foto`s zijn al van de wand
Alsof ik zo vergeten kan
Dat ik je mis
Hoe koud het is
Hoe leeg zo zonder jou
Hier om me heen

Ik kan je niet laten gaan
Al zeg ik dat het beter is
Alleen en zonder jou
Ik kan het gewoon niet aan
Ik mis je armen om me heen
Nee ik leef niet in een wereld zonder jou

Ik heb bijna alles geprobeerd
Alles om je te vergeten
Ik lieg als ze me vragen hoe het gaat
Ik lees wat boeken kijk TV
Maar daar verandert ook niets mee
Ik voel nog steeds
Verlang nog steeds
Ik denk nog steeds
En steeds alleen aan jou

Ik kan je niet laten gaan
Al zeg ik dat het beter is
Alleen en zonder jou
Ik kan het gewoon niet aan
Ik mis je armen om me heen
Nee ik leef niet in een wereld zonder jou

De tijd staat stil
De tijd die alle wonden heelt
Ze loopt niet zonder jou
Ik kan je niet laten gaan
Al schreeuw ik dat het beter is
Alleen en zonder jou
Ik kan het gewoon niet aan
Ik mis je armen om me heen
En alles aan je waar ik zo van hou
Nee ik leef niet in een wereld
Zonder jou

Arcturus – the orange giant star in Bootes

Bootes

Kalau Bulan April Leo merajai langit malam, Ursa Major dan Ursa Minor mendominasi langit malam di bulan Mei. Bulan ini mari kita coba mengenal satu konstelasi menarik, BOOTES (read: boo-oh-teez). Sebenarnya Scorpius lebih merajai malam di bulan ini, Cuma hal ini sudah pernah kubahas disini.

Maaf, Regulus – the brightest star in Leo – belum sempat kubahas disini, bukan karena tidak menarik tapi aku sudah cukup puas hanya dengan menatapnya saja. Tetaplah menjadi bintang di langit.

OK, lets go back to Bootes.

Bulan Juni dikala kutub utara condong mendekat matahari yang saat ini berada 22 derajat di atas equator, stargazer in southern half of the planet prepare for the colder nights. Sebaliknya, mereka yang di bagian utara harus menunggu beberapa jam untuk menikmati starry nights, as the result of the day light hours grow long. So those of you in the north, Jeng Ely dan Lieve Steve … the nights worth waiting for, coz almost directly over your head, beautiful Arcturus awaits you.

Bootes, sekitar jam 8-9 malam sudah berada di atas kepala kita. Ini guidance dari posisiku di Jakarta. Cobalah cari tepat di atas kepalamu agak ke utara, ada satu bintang terang berwarna orange. I may say the brightest star in the northern sky, sedikit lebih terang dibandingkan dengan Vega dan Capella. Nah dari posisi Arcturus ini coba cari bentuk seperti gambar di atas. Rada anomali memang. Biasanya kita mengenal bintang setelah kita menemukan konstelasinya, ini justru kebalikannya. Tak apa, kadang-kadang kita mesti belajar menjadi unik, tak harus ikut-ikutan toch!

Bootes, yang dipercaya banyak ahli sebagai konstelasi tertua, digambarkan sebagai penggembala, meskipun kalau ditarik garis-garis penghubung antara bintang-bintang-nya, tak jelas juga Bootes ini merpresent apa. Just believe what people say that Bootes is Herdsman, with no cow but bear. Aneh kan!

Anyway, Arcturus-the brightest star in the constellation- ini rada istimewa. Menurut sejarah, Arcturus ini merupakan bintang pertama yang pernah diobservasi melalui teleskop di kala bumi masih terang. Kira-kira kejadiannya tahun 1635, tak lama setelah teleskop ditemukan oleh Galileo.

Well… as usual, lapor ya kalau sudah menemukan Bootes dan Arcturus.