Berpasangan Versi Plato

Judul tulisan ini tentu dipilih begitu saja. Dan, “berpasangan” muncul sebagai ide bukan karena jealous dengan Jeng Ely yang lives happily dengan spousenya, Gin yang selalu bangga dengan Radya, Mas Nova yang suka cerita kalau tiba-tiba perasaan kangen menyeruak tatkala teringat Vinz dan Vell. Hanya saja justifikasi untuk segera mengakhiri kebebasan dan kenikmatan menjadi single, kadang terasa tidak seimbang dengan beban dan ketakutan yang menjadi risiko buat mereka yang harus melepaskan status single-nya.

Tulisan Vira ini segera memunculkan kembali ingatanku tentang berpasangan versi Filosof Yunani, Plato. Mengapa kita memilih untuk berpasangan? Demi menghormati keputusan-keputusan pribadi yang mengganggap bahwa menjadi single membuatnya menjadi manusia yang lebih baik, aku sengaja tidak menggunakan kata ‘harus’ dalam berpasangan. It’s not about right or wrong decision, but how we confidently choose the right path of our life.

Plato menyajikan ide yang cukup menarik tentang berpasangan, melalui kisah penciptaan Adam dan Hawa. Berbeda dengan kisah sebagaimana tertulis dalam versi Al-Qur’an pun di Alkitab, Plato memberikan suatu ide yang menarik bahwa dengan berpasangan we actually regain our strength that we had before in the earlier days.

Demikian Plato berkisah: Pada mulanya, diciptakanlah manusia, namun secara fisik mereka tidaklah seperti apa adanya kita saat ini. Makhluk ini just one being, dengan satu tubuh dan satu leher, namun memiliki kepala dengan dua wajah, looking in different directions. Dengan empat tangan, empat kaki dan dua sex organ yang berbeda, membuatnya seolah-olah seperti dua manusia yang glued back to back.

Tatkala dewa-dewa Yunani mendengar tentang makhluk ini, merekapun gelisah, ancaman telah berwujud. Karena makhluk dengan empat tangan berarti dia dapat bekerja lebih keras; dengan dua wajah berarti dia akan selalu waspada dan tak kan bisa dikejutkan oleh hal apapun, dan empat kaki berarti dia lebih mampu bertahan, berdiri dan berjalan untuk jangka waktu yang lama tanpa merasa lelah. Dan yang lebih membahayakan, dengan two different sets of sex organs berarti makhluk ini mampu melakukan self reproducing tanpa memerlukan makhluk lainnya. Betul-betul powerful.

Zeus-pun murka dan berencana untuk membuat makhluk ini kehilangan sebagian kekuatannya. Dengan hempasan halilintar terpotonglah makhluk ini menjadi dua bagian. Inilah awal penciptaan Adam dan Hawa.

Mereka beranak pinak, memenuhi bumi. Namun manusia lelaki dan perempuan ini tidaklah sekuat dulu, kala mereka masih menjadi satu tubuh. And now they have to search for their lost half and embrace it, and in that embrace, regain their former strength, their ability to avoid betrayal and the stamina to walk for long periods of time.

So dear friends, it’s the nature of being in a relationship; we are each of us dependable. Surely, nothing’s wrong, because we’re in the process of regaining our strength. I know this posting won’t change your mind, Vir dan ingat Gregor Mendel-pun takkan bangun hanya demi meyakinkanmu, bahwa kamu bisa menghasilkan gen-gen terbaik di dunia :).

 


14 thoughts on “Berpasangan Versi Plato”

  1. tatkala zeus menujumkan tongkat ajaibnya ke arah “saya” – yang still glued back to back dengan ‘dia’ – saya dan ‘calon pasangan’ terbelah dua, tapi sesaat itu pula, ada angin kencang yang meniupkan berkas-berkas halilintar ke tubuh ‘calon pasangan’-ku, seketika itu, ia terbakar…..yah jadinya, jomblo se umur hidup deh…

  2. Mungkin posting ini didedikasikan untuk vira ya? Sungguh beruntung Vira, punya sahabat yang perhatian..
    Btw, thank atas adam dan hawa versi platonya ya.. menarik, plato memang cerdas..

  3. taliguci, iya donk…don’t envy ya…tink..tink…hayo..ajokan diri jadi sahabat novi, ketik lamaran anda dan kirim ke 9494…lamaran anda akan langsung dibalas oleh novi.

  4. @Vira: Yakin mo Jadi jomblo? Btw lamaran opo nih? Ada yg berminat nglamar.. hehe.
    @Taliguci: Iya buat ngingetin Vira, soalnya dia maunya kawin sama Leonardo Di Caprio saja.
    @Nova: Ada dehhh 😉
    @Ely: Iya Jeng, dan tidak berpasanganpun sebenarnya juga pilihan.

  5. Ya, tiba2 adam dan pengikutnya pergi ke mars, Hawa dan pengikutnya pergi ke venus. Balik ke bumi bicara dengan bahasa planetnya masing-masing :p

  6. @ taliguci : loh koq cemburu? walah sampeyan gimana sih?………leonardo?? no way!!!! saya mah pria yang biasa2 aja nov..makan ubi..makan nasi…*numpang chatting ya nov*

  7. @Erly: Itulah filosofi kenapa sering terjadi misunderstanding. Makanya sebelum disatukan suka disarankan ikutan kursus pernikahan :), untuk menyatukan bahasa. Jadi apakah sebenarnya kursus pernikahan itu adalah kursus bahasa ? ntah deh 🙂
    @Vira: Vir, emang dikau pikir ini Gtalk apa?
    @Steven: Heel Goed! 🙂
    @KW: Jadi, biar kuat segeralah menikah!

  8. ceritain tentang apolo dong.. selengkap2nya..
    aku tertarik bgt dh ma crita2 mitologi yunani^^

  9. Now novi my friend, the last two paragraphs clearly evidents that you do believe in soulmate (lost half) in need to be searched. 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published.