Ketika kata "Pulang" diintepretasi oleh Law of Attraction

Pagi ini, kudapati sebuah email dari seseorang di ujung sana yang baru kukenal kemarin dan yang just say thanks karena tulisan-tulisan bebas yang tak berarah di halaman web ini telah menemaninya minum kopi. Email pagi tadi tak hanya berisi kata-kata. Diawali dengan “Stay with me, Lord, to show me Your will” dia attached beberapa lagu, yang memang cukup pas menemaniku minum kopi Arabica Welsel yang kubawa dari Vietnam beberapa hari lalu.

Salah satu lagu kiriman si …-maaf aku tak tahu harus memanggilnya apa, aku yang ceroboh belum sempat menanyakan siapa namanya- bertajuk Pulang. Pasti tau kan lagunya Float – yang cuma tiga itu yang sungguh superb, yang sempat dijadikan soundtrack film 3 Hari Untuk Selamanya. Nikmat memang mendengarkan Float sembari minum kopi, serasa ada yang floating disela-sela biji kopi yang tak hancur. Tapi judul lagu itu seolah mengingatkanku, bahwa aku sangat menunggu kata-kata itu sejak dua minggu yang lalu. Ya, “Pulang”, kata-kata yang menyejukkan dan kian meraja, kala detik-detik “Ku akan Pulang” segera menghampiriku.

Email pagi tadi, lagu itu dan pikiran-pikiranku, semakin menguatkanku untuk mencoba meng-iyakan teori “Law of Attraction” yang pada prinsipnya “Like attracts like”, bahwa ketika kita berpikir tentang suatu hal, kita telah mengundang pikiran-pikiran yang serupa untuk masuk dalam hidup kita. Meskipun interpretasi tentang Law of Attraction ini masih debatable, aku mencoba menelan ide ini bulat-bulat.

Jauh sebelum membaca buku “The Secret” tulisan Rhonda Byrne yang berkisah tentang hukum tarik menarik ini, aku sebenarnya telah beberapa kali mencoba menerapkannya. Semisal, pada saat kita sedih dan kita ingin keluar dari kesedihan itu, cobalah berpikir sesuatu yang positif dan menyenangkan. Karena semakin kita memikirkan sesuatu yang tidak mengenakkan maka secara tidak sengaja kita mengundang pikiran-pikiran serupa untuk masuk dalam diri kita. Hasilnya, kita semakin terpuruk.

Pun itu terjadi pagi tadi, ketika pikiranku tak kunjung beralih dari kata “pulang” seseorang diujung sana mengirimiku lagu bertajuk Pulang. The universe helps you whenever you think about it.

Sekali lagi aku buktikan bahwa dunia ini dikuasai oleh pikiran-pikiran kita dan kitalah yang berkuasa atas pikiran kita sendiri. Kubuktikan pula bahwa tak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan, jadi, segeralah pulang! Ketika “Semua kata rindumu semakin membuatku tak berdaya, menahan rasa ingin jumpa …” tak lagi memiliki arti. We need a “real person” :).

19 thoughts on “Ketika kata "Pulang" diintepretasi oleh Law of Attraction”

  1. rasanya benar, semua yang ada memang tidak terjadi secara kebetulan. Bukankah selembar daun yang luruh dari pohon tidak terjadi secara kebetulan kan?

  2. @Erly: Yup daku setuju Er, makanya mesti hati-hati juga dalam berpikir. And As you said, be positive!
    @Koen: Kalo kota yang itu masih 2 minggu lagi Mas, nitip Sidomulyo? apa nitip salam buat Koh yang jual?
    @Nova: Hush, sesama jomblo lokal dilarang saling ngeledek! “Real person” nya daku dah mau pulang hari ini :).
    @Taliguci: Ada Kekuatan diluar nalar kita yang mengatur semesta :). Kita, gunung bahkan selembar daunpun tunduk pada Kekuatan itu.

  3. @Koen: Si Kokoh junior Mas :),kalo sempet tak fotoin ya. Kubilang dapet salam dari Boris :).
    @Steven: I wish i could write in dutch 🙂 so dat je kan wel begrijpen.

  4. Kumaha Neng Geulis nih, diajak pulang minggu ini dan gratisan, gak mau. Mau pulang kapan?

  5. @Akang: Teu’ seru ah Kang wangsulna rame-rame. Abdi mah wangsulna ngantosan si Aa’, 2 minggu lagi.
    @Vira: Vir kita memang sehati koq, kadang-kadang dalam menulispun suka sepikir. Jangan-jangan kita berjodoh … opst!

  6. hahaha..jadi inget buku waktu itu di MP… aku menimang-nimang buku itu mau dibeli atau tidak… dan finally aku pilih tidak.
    eeeehhh ternyata mau tak mau si ‘Law of attraction’ menyuruhku untuk wajib membaca buku itu, peduli amat dengan cara apa.

    di lain tempat si mbakayune ini dapet hadiah buku dari toko MP. dan bukunya itu adalah buku yg gak jadi aku beli..hiyaaaahahaha merinding jadinya

  7. @Phoenixfly: Wah kejadian itu takkan kulupa selamanya Gre, aku jadi ikutan mrinding.
    @Ely: Jeng, dikau dulu yang crita, abis pulang dari liburan panjang kan?

  8. Hi Novi,
    Salam kenal ya…
    Blog-nya seru oi!!
    Untuk celebrate perkenalan kita, saya rekomend sebuah buku untuk Novi baca “a new earth” karangan Eckhart Tolle.
    Buku itu tidak kalah serunya dengan The Secret. Sama seperti The Secret, buku itupun berisi trik2 yang membantu kita semakin selaras dengan alam semesta, namun diulas dari sudut pandang yang berbeda.

    Saya tidak sengaja masuk ke blog Novi, ketika sedang mencari artikel tentang Tanjung Bira. Saya sedang merencanakan untuk mengunjungi pantai itu, tapi minim informasi mengenainya.

    Kalo Cubadak Island, Padang sudahkah Novi kunjungi?

    Salam Kenal

    Ami

  9. @Yudha: Gin dikau dah bersih-bersih seputaran dago atas ya ? 😉
    @Ami Isworo: Salam kenal juga Ami. Itu sebenernya buku yang daku pengen baca, tapi belum sempet nyari. Hey mau ke Tanjung Bira? nitip salam sama pasir putihnya ya. Hati2 kalo snorkeling, banyak bulu babinya. Cubadak Island? Wow, bisa share info? Tapi Sikuai Island sudah masuk list ku. Anyway thx ya sudah nyasar kesini 🙂

  10. Sayangnya saya sendiri belum pernah ke Cubadak Island. Tapi informasi dari google lumayan bisa membantu. Karena di situ ada alamat dan no telp satu-satunya resort di pulau itu. Resort itu dikelola oleh orang Italia. Turis2nya hanya sedikit dan kebanyakan dari Italia.

    Next trip kemana?

  11. @Ami: Resort yang dikelola org Italia? Mengingatkanku akan Losari, never been there too sih :), cuma lagi baca buku tentang sejarah kopi Jawa, dan sang penulisnya yang orang Italia adalah pemilik Losari Resort & Spa. Uuummm next trip? Pulau Sempu for this weekend.

Leave a Reply

Your email address will not be published.