“Saya tahu ini adalah suasana yang tidak mudah kalau Anda bicara tentang kemarahan, bicara tentang kekecewaan, bahkan kalau kita mengatakan sakit hati, saya adalah orang yang paling dipermalukan. Tidak cukup rasanya satu kata atau perbuatan apapun untuk mencuci perasaan itu. Karena kita semua yang ada di sini, saya anggap semua merasa dikhianati.Itu adalah kata yang paling tepat. Anda semua merasa dikhianati oleh perbuatan dari seseorang atau sekelompok orang. Mari kita sekarang mulai duduk dan mengevaluasi dengan jernih dan dingin karena saya tidak ingin kita semua terlibat di dalam emosi yang tidak perlu.”
“…Saya hampir yakin sekarang kalau Anda ditanya kerja dimana? Anda pura-pura untuk menjawab bukan di ***., Anda akan bilang di ***. Lebih aman. Anda hidup tanpa harga diri, Anda bahkan tidak bisa dan tidak berani untuk menyampaikan identitas Anda. Itu adalah titik paling rendah dari yang disebut strata manusia. Manusia tanpa harga diri tanpa berani menyampaikan siapa Anda. Anda adalah bukan siapa-siapa. Sebetulnya selesai sejarahnya. Karena berapapun uang yang anda peroleh dari korupsi itu tidak bisa untuk membeli reputasi…”
“.. Anda mengatakan setiap persoalan, disaster, krisis. Dia adalah kesempatan. Ini kesempatan kita untuk membangun reputasi dan saya tidak mau mengatakan saya hanya menangis, marah, kecewa, terkhianati, nggak. Saya memikirkan lebih detail dari itu, bagaimana saya bisa melahirkan kembali *** pada saat situasi masyarakat justru sedang menempatkan Anda di tempat rendah.”
“… Saya tidak bahagia kalau anda sudah bekerja puluhan tahun tetap untuk beli rumah saja tidak sampai. Itu salah menurut saya. Saya tidak bangga bahwa anda harus jadi miskin atau pura-pura miskin, karena itu bukan tujuan saya. Republik ini harus dijaga oleh kita semua dengan orang-orang yang punya confidence tinggi. Yang harus di-reward dengan baik, tapi punya etika dan integritas yang tidak terbeli. Dan itu tugas kita semuanya. Jadi saya meminta Anda semuanya memikirkan secara tenang dan jernih.”
“…saya tidak punya agenda lain, but to save you all.”
“Lakukan seperti yang akan saya lakukan. Lihat unit Anda apakah ada kanker? putus dia dengan segera. Kalau Anda termasuk dari bagian kanker itu, Anda pasti akan dideteksi oleh atasan Anda…”
” Kasus ini tidak harusnya membuat kita runtuh dan saya diberi nasihat oleh anak saya, kalau ada sesuatu yang tidak membuat mama mati, maka dia akan membuat mama menjadi kuat. Kasus ini tidak akan mematikan ***. Maka dia akan bikin kita kuat. Jadi Anda semua harus makin kuat. Ini kasus. Tapi Anda harus lihat virusnya. Keluar dari sini, Anda tidak boleh lemah, Anda harus kuat, Anda harus percaya diri, Anda harus makin bersih dan itu yang saya inginkan. “
Kalimat-kalimat di atas adalah secuplik kalimat yang keluar dalam suasana kebatinan yang tidak mengenakkan, namun ketulusan hati membuat kalimat-kalimat yang terlontar menjadi begitu bermakna, at least for me.
Memang, kecerdasan seseorang terlihat jelas dari pilihan kata-katanya. Bahkan dalam keadaan marah-pun kata-kata bijak masih saja terlontar. Saya, secara pribadi, … salut sekaligus kagum pada Anda Bu!