3572083

Dua hari yang lalu kubuka inboxku, kudapati sebuah pesan terkirim melalui menu contact, from The Stranger, semula kupikir GIN karena temanku yang satu ini yang paling rajin mengirimiku kisah-kisah seperti ini. Isi pesan itu kurang lebih seperti ini :

Cinta = Menunggu Bus

Cinta itu seperti seseorang yang menunggu bus. Sebuah bus datang, dan kau bilang
“Wah… terlalu penuh, nggak bisa duduk nih! Aku tunggu bus berikutnya saja.”
Kemudian bus berikutnya datang. Kamu melihatnya dan berkata, “Aduh busnya sudah
tua dan jelek begini… nggak mau, ah….?
Bus selanjutnya datang, tapi dia seakan-akan tidak melihatmu dan melewatimu
begitu saja.
Bus keempat berhenti di depan kamu. Bis itu kosong, kondisinya masih bagus, tapi
kamu bilang, “Nggak ada AC-nya nih, gue bisa kepanasan.” Maka kamu membiarkan
bus keempat pergi.
Waktu terus berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi. Ketika
bus kelima datang, kamu langsung melompat masuk ke dalamnya. Setelah beberapa
lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah menaiki bus. Bus tersebut jurusannya
bukan menuju tujuanmu! Seharusnya ke Bandung, eh malah ke Semarang?

Moral dari cerita ini, sering kali seseorang menunggu orang yang benar-benar
“ideal” untuk menjadi pasangan hidupnya. Padahal tidak ada orang yang 100%
memenuhi gagasan ideal kita. Tidak ada salahnya memiliki persyaratan untuk
“calon”, tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada “bus” yang
berhenti di depan kita (tentunya dengan jurusan yang kita inginkan). Apabila
ternyata memang “bus” itu tidak cocok, kita masih bisa berteriak, “Kiri,” dan
keluar dari bus.

Maka memberi kesempatan pada “bus”, semuanya bergantung pada keputusan kita.
Daripada harus “jalan kaki menuju tempat tujuan”, dalam arti meneruskan hidup
ini tanpa kehadiran orang yang dikasihi. Cerita ini juga berarti, kalau kita
benar-benar menemukan bis yang “kosong, masih baru, dan ber-AC, dan tentunya
sejurusan,” kita harus berusaha sekuat tenaga untuk memberhentikan bis tersebut
dan masuk ke dalamnya, karena menemukan bis seperti itu adalah suatu berkat yang
sangat berharga dan sangat berarti. Tapi tidak semua orang mendapatkannya.

Di akhir pesan tertulis demikian, (Ini balasan untuk Mencari Yang Sempurna).
Benar pula, aku beberapa saat tertegun, berpikir berulang-ulang, bolak balik bak pendulum, tapi bukan karena kisah ini mengena padaku, sebab bukan kesempurnaan yang kucari untuk pasangan hidupku. Aku setuju sekali dengan ilustrasi seperti ini, sebab banyak yang telah terbukti. Kemudian…aku gak mengira tema FTV di SCTV malam harinya terambil dari ilustrasi ini, entah kebetulan atau apa, ilustrasi ini menjadi semakin jelas setelah seharian aku memikirkannya. Thank Mr Weirdo atas kirimannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *