Pada hari ini dan setiap tanggal 3 Januari, bumi terletak pada titik periheliumnya, yakni titik pada elips lintasan planet yang terdekat ke matahari. Ini berarti intensitas sinar matahari paling besar diperoleh bumi setiap tanggal ini, kalau langit tak mendung pasti kurasakan betapa panasnya hari ini. Mungkin aku akan naik ke atas genting lagi untuk menyambut matahari yg terasa mendekat ke arahku.
Pernahkah terpikir bahwa diatas genting rumah adalah tempat terasyik untuk melihat bintang? Dari sanalah sempat kuperhatikan Regel dan Betelgeuse di konstelasi Orion atau Antares yang paling besar dan berwarna merah di konstelasi Scorpio, hanya berbekal sebuah buku “Observing Variable Stars”, sebuah teropong bumi for night working, 7 x 50 dengan field 7,1 derajat, dan sebuah lampu senter, tak ketinggalan sebuah tangga untuk naik ke atas genting rumah.
Hanya saja sempat kudengar komentar Mama kemaren, “Mbokya kalo mau naik ke atap itu sekalian benerin genting yang bocor”. Makkk mendingan juga main layangan dari pada benerin genting rumah.
Tapi bagaimanapun, mengamati bintang dan benda angkasa lainnya lebih menarik hatiku, aku sendiri juga heran mengapa demikian, aku mulai berpikir … jangan-jangan aku memang terlahir di cincin Saturnus. Segera kucari akte kelahiranku … ‘n then i can breathe a sigh of relief, found my place of birth written there, Malang, my lovely city.