Beberapa saat lalu para blogerian diantaranya Vanda, Dican, Cucan, ‘n Alfa asyik membahas tentang musik dan diantaranya yang protes, berbeda pendapat itu sah-sah aja justru itu yang bisa memperkaya khasanah berpikir kita. Ketika mereka asyik berpendapat aku hanya duduk diam di kursiku dan membaca posting mereka, akutak ingin berpendapat tentang salah satu genre musik, karena pada dasarnya music apapun itu selama aku bisa menikmatinya aku suka, bahkan kicau burung, kokok ayam jago, buaian angin yang membelai pohon-pohon dan rerumputan yang menciptakan harmoni ilahi nan indah, aku suka.
Musik adalah bahasa rohani, melodinya bagaikan hembusan semilir angin yang membuat dawai-dawai bergetar. Getar dawai-dawai itu membuat kita mencucurkan airmata tatkala dia mengingatkan kita pada kenangan-kenangan yang menyedihkan, atau membuat kita tersenyum pada kedamaian yang telah di anugerahkan kepada kita. Jiwa musik adalah bagian dari jiwa kita dan pikirannya adalah bagian dari hati kita.
Oh, musik
didasarmu yang terdalam
kami meletakkan hati dan jiwa kami
engkau menyambut kami agar dapat
melihat dengan telinga kami
dan mendegar dengan hati kami.
(Suara Sang Guru –
Kahlil Gibran)