2697809

Friedrich Nietzsche itu orangnya aneh tapi ada yang masuk akal juga pemikiran dia, dia gak menulis tentang moral tapi malah mengecam moral itu yang dia bilang dengan dekonstruksi kemunafikan. Dia menelanjangi moralitas budak yang tergambar sebagai ekspresi yang tidak berani mengajukan harapan, cita-cita dan tuntutan yang kemudian menyulap kehinaan mereka menjadi keutamaan. Nietzsche mendekonstruksi moralitas tradisional yang dibelakangnya tampak sebagai nilai-nilai luhur tapi menurutnya penuh dengan ketakutan, perasaan tak berdaya, kejengkelan, iri hati,dan rasa sentimen. Dia meletakkan moralitas tuan atau bangsawan untuk dilawankan dengan moralitas budak. Nietzsche malah memuji moral ini yang memiliki tekad otentik, untuk berani menjadi diri sendiri, dan merealisasikan dirinya, percaya diri sepenuhnya, melakukan apa yang diminatinya dan seperlunya mengurbankan pihak lemah. Dia mempermaklumkan pandangan brutal eliter, bahwa massa diperuntukkan bagi pengembangan diri orang-orang bangsawan. Tentu saja pemikirannya ini melawan tuntutan sosialisme untuk memberikan perhatian utama pada kaum kecil.
Moralitas baginya banyak ditunggangi oleh sentimen, dalam fanatisme orang yang entah atas nama agama, atau sebuah ideologi, mengangkat diri menjadi penjaga moralitas melawan kemaksiatan. Sekali lagi Nietzsche mengecam bahwa nilai-nilai itu sendiri menjadi kedok perasaan iri dan benci, apakah ini justru bukan sentimen kaum borjuis kecil yang merasa minder, yang iri dengan pembawaan diri para bangsawan yang anggun ?
Pas pertama kali aku membaca teks ini aku marah, aku malah mengecam balik semua pandangan Nietzsche sebagaimana dia juga membuat orang-orang disekelilingnya ngamuk karena kecaman-kecamannya yang ganas. Aku gak mau mempermasalahkan siapa yang lebih bermoral disini tapi ada satu pelajaran baik yang boleh diambil disini, yakni tuntutan agar manusia menjadi otentik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *