Dalam dunia Harry Potter segala yang tak mungkin dalam dunia nyata menjadi mungkin. Bagaimana tidak, di sekolah sihir Hogwarts, tokoh-tokoh dalam lukisan dinding bisa bergerak dan meninggalkan pigura masing-masing hanya untuk saling mengunjungi, penghuni Hogwartspun telah terbiasa dengan pemandangan semacam ini. Maka tak heran apabila tiba-tiba mereka menemukan pigura besar tergantung di atas dinding batu dan yang terlukis di dalamnya hanyalah padang rumput yang luas, lalu kemana larinya kuda poni gendut dan berwarna abu-abu itu, dan kemana pula Sir Cadogan, seorang ksatria gemuk pendek yang selalu memakai baju zirahnya yang tak juga tampak dalam lukisan itu ? Di Hogwarts tidaklah mustahil kalau tiba-tiba saja pada lukisan danau di sebelah lukisan besar itu muncul seekor kuda poni abu-abu, merumput dengan acuh tak acuh, dan sesaat kemudian tampak seorang ksatria berkelontangan menyusul kudanya, dia baru saja jatuh karena lututnya yang penuh noda rumput.
Mungkin saja, apabila ada lukisan monalisa disana, suatu saat akan tampak dia sedang mencuci baju, atau bahkan memperolok-olok penghuni Hogwarts, kupikir dia terlalu lelah untuk selalu tersenyum..:)
Buku yang penuh imajinasi karya Rowling ini, tak hanya disukai anak-anak, buktinya akupun suka. Ini bukan berarti aku childish, P.L Travers, pengarang buku-buku Mary Poppin mengatakan ,”Jangan penggal-penggal fase hidup manusia, karena-kalau mau jujur-kita tidak tau benar kapan fase kanak-kanan kita berakhir dan fase dewasa dimulai. Semuanya menjadi satu tanpa batas yang jelas.”
Ada sifat kekanakan dalam diri kita, wahh terakhir mah iklannya Nokia..:)