Jalan di depan rumahku tampak lengang, beberapa poster yang dipasang para mahasiswa di kaca jendela kamar mereka masih tampak terpasang, tak surut oleh kebijakan Perdana Menterinya. Malam nan gelap berhias taburan berjuta bintang, beberapa telah mendekur, kecuali aku yang masih sibuk dengan tugas-tugas dan sesekali mencoba menahan kengerian dalam pikiranku. Terbayang ketika aku terlelap tiba-tiba gemuruh menghentak seluruh kesadaranku. Terbayang kalau aku harus lari kesana kemari mencari tempat aman, tidurku tak lagi nyenyak, bahkan mengatur nafaspun tak sempat. Kengerian itu kadang menjadi dan berlompat-lompatan dalam pikiranku.
kurang dari dua jam menjelang perang.