Setelah vonis untuk mengurangi asupan kopi ke tubuh itu berlaku, keluarga besarmu seolah menjadi safe heaven. Rasa yang light tentunya tak bisa menggantikan kenikmatan kopi dengan cita rata bold dan mantappp. Tapi apa boleh dikata, kesehatanku tentu yang paling utama.
Kamu perlu tau, aku tak mudah berpaling ke jenis teh yang lain. Sebagai penikmat teh melati, aku telah semena-mena menilai rasa teh yang lain. Terus terang teh Oolong kurang berjodoh dengan lidahku. Apalagi teh chamomile yang jelas jelas gagal membuatku relax. Bahkan diantara beberapa merk teh melati yang ada, aku cenderung setia satu atau dua merk saja.
Penampilanmu yang cukup elegan nan menawan, sepintas membuatmu terlihat berkelas. Tapi inilah aku, penikmat teh melati asli dari negeri sendiri. Aku tak goyah hanya dengan silauan mata. Hatiku pun takkan jatuh tanpa menelusup ke dalam cita rasamu.
Lalu pagi menjelang siang itu, aku melewatimu dan lantas mengacuhkanmu. Kamu beruntung, suamiku yang ganteng itu langsung melirikmu. Iya, dia jatuh hati. Semenjak memasuki Galleries Lafayette di lantai 6, matanya telah mengarah kepadamu. Seharusnyalah kau tersanjung. Aku menghampirimu sesaat hanya ketika suamiku bertanya, “Dek, mo nyobain yang rasa apa?” Kamu pasti sudah menduga jawabanku. “Indifferent”. Di duniaku hanya teh melati yang hidup, dan hanya dua merk saja yang menancap tajam di hatiku. Maaf, aku belum mengenalmu. Tapi suamiku yang baik hati tentu takkan sesinis aku. The finest Russia blend, bisik suamiku bangga tatkala meraupmu dari deretan teh di rak itu.
Beberapa hari sesudahnya… demi suamiku, aku menyeduhmu di air panas. Sengaja aku membaca buku petunjuk yang tersedia di dalam kotak kemasanmu yang memang cantik. Kaleng yang membungkusmu saja tampak unik. Tak bisa kupungkiri bahwa suamiku pun langsung jatuh hati.
Hatiku mulai bergetar tatkala sepintas aku melihat sejarah panjangmu. Dari Rusia, lalu London dan berakhir di Paris. Dari tangan seorang bocah bernama Pavel Michailovitch Kousmichoff, yang mulai belajar meramu teh diusianya yang cukup dini, 14 tahun, kamu menjadi teh kelas dunia. Bermula dari warung teh kecil di Sadovaïa Street, Rusia, tempatmu terlahir, reputasimu mulai memuncak. Kala itu tahun menunjukkan angka 1867.
Membaca kisah panjangmu telah menyulutkan gelora jiwaku. Rasa itu kian memuncak tatkala rasamu yang sedikit bold, tapi pleasant dan smooth itu terkecap di lidahku. Akupun jatuh hati.