Menyambung topik cerita kemaren, telepon rumah di Malang selama seminggu berhenti berdering, suatu hal di luar kebiasaan. Beberapa kali aku menelpon ke rumah selalu terdengar nada panggil namun tak juga orang diujung telepon sana yang mengangkat telponku, ada apa gerangan ?
Mama menjadi heran karena ternyata telepon masih bisa dipakai untuk menelpon keluar, hanya nada deringnya saja yang tak lagi berbunyi sehingga Mama tak pernah tahu kalau selama seminggu itu aku telah berkali-kali mencoba menelpon ke rumah, sehari dua hari … Mama masih percaya kalau tidak ada yang rusak dengan telepon kami. Tapi setelah seminggu berjalan dan telepon masih juga tak berdering, Mama menjadi curiga. Siang itu Mama mencoba missed call ke Mbak Yun dengan harapan Mbak Yun segera menelpon balik, ada sesuatu yang penting rupanya. Namun tak juga terdengar dering telepon yang diharapkan itu. Karena merasa ada kejanggalan, Mama berniat menelpon kantor Telkom.
Ternyata siang itu pun Mbak Yun sedang berusaha menelpon ke rumah setelah tahu ada missed call dari Mama.
Pada jam, menit dan detik yang sama sapaan hallo dari Mama di balas oleh Mbak Yun, Mama baru akan menekan nomor telepon pelayanan telkom tapi yang terdengar justru suara balasan “halo” dari Mbak Yun, Mama kaget keheranan, karena merasa belum memutar nomor kantor Telkom tapi koq ada balasan halo dari ujung sana, lebih-lebih lagi ketika tahu nyambungnya ke Mbak Yun di Jakarta, Mama menjadi was-was, takut kalau nanti membayar pulsa sambungan telpon ke Jakarta. Mbak Yun yang merasa sudah tau masalahnya mencoba menggoda Mama, “Loh Mama gimana sih? Kan tadi Mama yang nelpon ke Jakarta.” Mendengar Mama mulai panik, Mbak Yun segera menjelaskan semuanya.
Kupikir inipun semacam small miracle, sehari ada 24 jam, satu jam ada 60 menit, dan semenit ada 60 detik, tapi dalam jam, menit dan detik yang sama mereka tersambung, Mama mengangkat telepon (karena ingin menelpon kantor telkom) dan Mbak Yun mencoba untuk menelpon Mama. Small miracle seringkali terjadi dalam hidup kita, namun seringkali pula kita tidak menyadarinya.