4930370

Beberapa hari lalu aku terlibat pembicaraan yang lumayan santai dengan teman kantorku.
Bermula dari buku “Dunia Sophie” hingga Nietzsche, pendapat kami cukup sama, bahwa filsafat bagusnya di barengi dengan theologi. Lalu yang cukup mengagetkanku dia bercerita tenang keinginannya untuk melanjutkan kuliah di Sekolah Filsafat di Jakarta.
Sedikit kaget dan kagum juga (dia melakukan apa yang benar-benar dia sukai, aku belum tentu seberani dia). Berawal dari cerita si Nietzche yang sempat menjadi gila, secara tak sengaja kutanyakan mengapa dia ingin mengambil kuliah filsafat, kenapa tidak ekonomi (conforming to our background) atau management, tenyata benar pula jawabannya ,”Aku ingin melakukan apa yang kusuka”.
Lantas gak sengaja pula terlontar kata-kata ini, “Emang dengan mengambil kuliah filsafat kowe mo jadi apa ?”
“Mo jadi gila !” katanya sinis sambil ngeloyor pergi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *