88012075

Sudah pertengahan semester seperti ini masih saja ada yang menawarkan untuk pindah provider listrik dan gas. Alasan standar yang dipakai sih tetep aja, “Compared to other providers, we are the best, cheapest price, bla..bla..bla.. and bla…bla…bla. Sejak pertengahan september tahun lalu kami sudah ganti provider tiga kali benernya. Tapi masih juga belum puas. I am thinking that if Indonesia has also many providers as in the UK, public choice theory can be applied. It’s about voice and exit, meaning that citizens vote for the preferred packages and they may quit if they dont like it and relocate to the best provider. So …kalo BBM, listrik and telephone naik dan rakyat tidak menghendaki, mereka bisa opt out dan cari provider yang lain. Kenyataannya … sekarang mau lari kemana lagi, rakyat gak punya pilihan koq. Well…aku masih yakin suatu saat kita akan sampai kesana. Kita punya resource, negara kita kaya, dan kita sedang mengarah kesana.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *