113573255363479484

Melewati jalan-jalan yang penuh sesak dengan kesibukan pagi kota Jakarta, aku memulai lagi ‘Rispondimi’. Aku suka tokoh ‘aku’ yang selalu dihidupkan dalam buku-buku Susanna Tamaro. Tokoh aku disini adalah Rosa… dan lalu sampailah Rosa pada kata CINTA. Dia tidak sedang bermain dengan kata-kata tapi hatinya telah menuntunnya untuk bertanya-tanya tentang cinta. Apakah cinta benar-benar ada? Dalam bentuk apakah cinta menyatakan diri? Cinta hanyalah kata seperti meja, jendela, lentera. Kala dia kecil, dia percaya cinta sama halnya dengan peri yang selalu dicarinya dicelah-celah kayu dan di balik tudung jamur. Sesaat aku menutup buku ini. Dadaku sesak, ingin meledak. Lalu terbaca olehku beberapa baris kata di cover belakang buku ini. ?Orang yang mencintai menanggung risiko lebih besar, dan sering harus membayar harga yang lebih tinggi?. Tiba-tiba saja aku ingat sahabatku yang sering mencekokiku dengan konsep ?mencintai adalah memberi dan memberi?. Entah kenapa, aku dalam hatiku, membenarkannya. Saat itu aku tersadar bahwa aku sedang belajar, belajar tentang hidup, belajar tentang kepedihan dan belajar untuk menjadi bahagia. Aku berpikir bahwa Tuhan mengirimnya untuk menjadi malaikat penolongku. Dan suatu keajaiban kecilpun terjadi. Disaat yang sama, ketika aku berpikir tentang hal itu, sebuah pesan pendek kuterima. Sahabatku bercerita tentang malaikat penolong. How great Thou art.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *