
Untuk kamu semua yang pernah mengunjungi bagian barat Monas dan menyaksikan air mancur joged, kamu mungkin merasakan hal yang sama. Salut dengan Pak Sutiyoso, Menyajikan tontonan rakyat secara ajeg dan gratis sepertinya bukan tipe pemerintahan di sini deh. Lihat aja Pantai Ancol yang indah harus dipagari dan dikenai biaya tiket masuk. Tapi bisa dimaklumi koq, mengingat biaya perawatan yang cukup tinggi dan pengelolaannya telah diserahkan ke swasta.
Suguhan gratis setiap sabtu dan minggu malam ini cukup menarik perhatian warga Jakarta. Aku salah satunya. Dipertontonkan tiap jam 19.00 WIB dan 20.00 WIB rupanya cukup menghilangkan kesan seram area Monas dimalam hari. Bagaimana tidak, Monas yang dulunya sepi setelah memasuki pukul 18.00 WIB, kini jadi hingar bingar. Namun tidak menutup kemungkinan hal ini justru menjadi lahan empuk para pencopet untuk bereaksi. Just be careful lah! Beberapa petugas security juga terlihat berkeliling area Monas, membuat perasaan aman para pengunjungnya.
Pertunjukan diawali dengan air mancur yang meliuk-liuk mengikuti irama lagu. Dari lagu jali-jali sampai st elmo’s fire-nya David Foster. Sesaat aku terkenang suguhan serupa yang disajikan Pemerintah Barcelona disuatu sore di musim panas di depan Museum Nasional . Waktu itu aku menikmatinya sendiri. Teman-temanku memilih tinggal di hotel setelah seharian beraktifitas dalam serangkaian program social and economic inclusion di Barcelona.
Berbeda dengan di Barcelona, air mancur joged di Monas diperkaya dengan suguhan sinar laser yang diproyeksikan diantara semburan-semburan air mancur yang menceritakan tentang sejarah Jakarta.
Yang ada dalam hatiku saat itu cuma kagum dan kagum. Well ingin merasakan hal yang sama? Coba saja datang ke Monas pada Sabtu atau Minggu malam pukul 19.00 WIB atau 20.00 WIB.