Perseid Meteor Shower

Pagi ini aku masih bugar, regardless tidur semalam yang cuma 4 jam. Ceritanya… disela-sela keasyikan kami menikmati Mozart and the whales, seorang rekan mengirim sms berantai, yang sourcenya kira-kira dari seorang peneliti di Boscha, yang mengabarkan malam kemaren hingga dini hari ini puncak fenomena the Perseids meteor shower or simply hujan meteor akan menghiasi langit malam. Sahabatku segera mengingatkan,”Ini bulan Agustus Vie, tidakkah kamu ingat saatnya bumi dihujani meteor secara intens?” Setelah memperhitungkan segalanya, aku dan sahabatku setuju mencari tempat gelap tapi memadai. Dia menyiapkan laptopnya lengkap dengan stelariumnya (program untuk mejajaki letak bintang) dan aku cukup menyiapkan se-mug kopi dan kamera SLR-ku.

Sesaat menanti, kilatan tak kunjung nampak. So, alih-alih menunggu saat serpihan Komet Swift-Tuttle menyentuh atmosphere bumi, kami pun memulai prosesi star gazing. Pandangan kami tetap ke arah northern hemisphere, arah dimana hujan meteor akan berlangsung. Pandangan yang mestinya di arahkan ke Perseus, malah kami alihkan ke Aquila dan Cygnus yang juga berada di langit utara. Mungkin karena Perseus agak minggir di ujung utara, dan tidak ada object yang secerah Altair, dan si merah Tarazed (di Konstelasi Aquila) pun Deneb (di Konstelasi Cygnus), kamipun mengeksplore lebih lanjut dua konstelasi ini. Orang-orang yang lalu lalang di sekitar kami, melihat kami dengan pandangan aneh. Sesekali kami menengok laptop, lalu menghabiskan waktu untuk tengadah dan menatap langit. Mungkin aku lebih beruntung dibanding sahabatku ini, aku sempat melihat kilatan dua kali. Meskipun aku berharap melihat meteor dengan nyala yang lebih panjang, that night I felt, I was so content.

Make a wish??? Mmm tentu lupa, or tidak sempat, or tidak percaya hal-hal yang beginian :). Cuma sesekali aku melirik Vega (di konstelasi Lyra, yang rada berdekatan dengan Cygnus) dan berharap dia yang nun jauh disana (somewhere out there … ) memandang bintang yang sama, sambil tersadar ini baru jam 7 sore di belahan bumi lain, mungkin baru Jupiter yang didampingi si Red Antares yang terbit. Dan parahnya lagi, it’s summer, langit akan gelap pukul 11 malam.

8 thoughts on “Perseid Meteor Shower”

  1. Lucky you :). I spent about 30 minutes after midnight to find the comet’s debris. Perseus was too low on N-E. I saw only one meteor, lasted less than 10 secs, but surely more than 5 secs. Make a wish, make a wish everyday …

  2. You were also lucky. Perhaps those who fell asleep also felt lucky. U’re right Perseus was too low. In November, we can easily find it. By then, nevertheless, Perseus no longer interests me, since Capella and Cassiopeia distract my attention. Ok, lets make a wish 🙂

  3. akhir2 ini kami kok malah nunggu Igel, landak kecil yang suka mblusak-mblusuk di kebun kala malam tiba 😀 nggak sempat liat hujan meteor 😀

  4. nov, membaca commentmu di blog about ur unconditional thing dan membaca tulisanmu ini, i just feel that u are a very romantic person (sebetulnya). kamu ini tipe2 ‘batu’ yang membuat partner mu terseok-seok mengikutimu.

  5. oooo jadi ini mbaknya yang kemaren potret2an gak jelas itu ya..;p

    hmhmhm tadinya tuh tak kirain ada session photography yang aneh. kok sesekali poto-poto, nah lain kesempatan celingukan liat langit.. yang dipoto orang apa langit sih? hehehehe apa jangan-jangan cari matahari kok nggak nongol-nongol..*secara itu masih dinihari gituloh*

  6. Vi, bener euy, aku liat ada bintang jatuh, but yg paling berkesan di aku cuma satu, seperti katamu dulu, puyer bintang toedjoe, (sirah cekot2x, mumet) karena bintangnya selalu muter2x di sekitar sirahku…:)

  7. @Ely: hihi aku sempet googling Igel lho. fotonya lucu.
    @Vira: No, it’s not true Vir. Yang benar: seumur hidupku aku hanya mengenal dan merasakan satu cinta. Selebihnya adalah mereka yang hanya ingin bermain-main dengan hidupnya, alih-alih mewarnai hidup mereka dengan mengumbar kata-kata cinta-dalam artian cinta eros- ke semua orang.
    @pangeran djajoes: Wanna be my model Mas? Jangan-jangan ini Mas yang kemaren kecemplung di laut itu ya 😉 gara-gara merhatiin kami dan gak liat jalan.
    @Nova:Walah Kang, wis bali nang Bandung koq yo jek pusing wae tho.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *