Aku yakin sering kali kita mendengar nama-nama hewan digunakan sebagai umpatan tak berguna, tanpa memikirkan perasaan hewan itu kala namanya dikaitkan dengan hal-hal yang buruk. Monyet, ular, tikus tak kan berdaya melawan nafsu manusia yang telah dipenuhi amarah. Sehingga merekapun fine-fine saja namanya dicaplok untuk hal-hal negatif.
Namun sebaliknya beberapa hewan diberi kehormatan menduduki tempat cukup berharga. “Dia tulus seperti merpati. Orang itu secerdik kancil. Dia sekuat macan.”
Namun terlepas dari itu semua, pernahkan mendengar nama-nama hewan yang digunakan dalam terms perekonomian untuk menggambarkan sifat-sifat suatu kebijakan atau kejadian?
Tak lebih dari Hawkish, Dovish, Bullish, Bearish and still many more yang dapat memenuhi perbendaharaan bahasa kita. Mari kita rinci sedikit saja, considering pembaca blog ini kebanyakan tidak mendalami perekonomian sebagai core subjectnya.
“Pagi ini, meskipun dibuka turun, IHSG sempat bullish sesaat, namun trend index saham regional yang bearish akhirnya berimbas pula pada pergerakan IHSG di sesi pagi.” atau
“Bursa regional bearish sebagai dampak anjlognya harga minyak. Hal ini berdampak pula pada Dollar Aussie yang bearish atas dollar. Investor terpaksa melakukan aksi jual terhadap aussie dan kembali mengoleksi dollar AS.”
Jaman dahulu, kala aku mencoba mengingat perbedaan bullish dan bearish, aku cukup mengingat tanduk Bull dan gerak cakaran si Bear. Tanduk bull, kalau kita runut dari bawah pasti mengarah ke ujung bagian atas. Sehingga kata bullish bernada positif atau menggambarkan sebuah peningkatan.
Sedangkan si Bear memiliki kecenderungan untuk mencakar dari atas ke bawah. Sehingga sifat ini menggambarkan trend negatif atau menunjukkan sebuah penurunan.
Ternyata itu tak hanya gambaran mudah bagiku untuk mengingat dua arti kata tersebut. Sesungguhnya sifat-sifat tubuh si Bull dan si Bear inilah yang memang akhirnya secara konvensional digunakan sebagai dasar untuk menggambarkan suatu pergerakan dalam perekonomian.
Dan Burung-burungpun ikut tersangkut.
Lain bullish lain pula hawkish. Sering kita dengar “Permyataan Bernanke yang hawkish telah menggerek Index Dow Jones ke arah positif” atau “Pernyataan pejabat the Fed yang dovish telah mengikis kemungkinan kenaikan suku bunga”.
Hawkish bernada firm, keras dan tegas, sedangkan dovish sebaliknya. Untuk menghafal dua kata ini, aku cukup mengingat Elang yang kokoh, kuat dan merpati yang lemah lembut, patuh dan tenang. Namun dalam term finance dovish lebih sering dikaitkan dengan pelonggaran kebijakan moneter. Dengan kata lain dovish sering dikaitkan dengan kebijakan suku bunga yang rendah, sehingga dapat mendorong pertumbuhan. Karena suku bunga yang rendah akan cenderung meningkatkan consumer borrowing yang pada akhirnya akan meningkatkan pengeluaran untuk konsumsi.
Apa sih inti tulisan iseng ini? Bahwa hewan telah berkontribusi banyak dalam perbendaharaan bahasa manusia. Hal lainnya, selalu ada cara mudah untuk belajar sesuatu. Masih ingat jaman TK dulu? Demi menghafal warna pelangi, kata “Mejikuhibiniu” sering kali kita umbar.
So, try to simplify things. You’ll be amazed how it helps you easily understand any subjects.
ada minat jadi Kindergarten teacher nov? kalau gurunya selalu menggunakan analogi menarik sepertimu, pasti anak-anak nggak mau ada hari minggu
Masukan dong Bu! Saham buat trading.
Tks sharingnya ya.. 🙂
sekarang gue tau kenapa BUMI begitu fluktuatif… karena Bear, Bull, Hawk dan Dove hidup di BUMI… makanya BUMI terkadang naik, terkadang turun, terkadang menjulang tinggi dan terkadang jinak-jinak merpati ditangan para sepkulan…
Thanx for sharing the analogi… 🙂