NAP (Normaal Amsterdams Peil)

speeltuin.jpg Nijmegen

Taman bermain ini cukup menarik, letaknya di Heerhugowaard. Saking menariknya, anak-anakpun tak bisa menyentuhnya, bahkan oleh orang dewasapun. It’s too dangerous kecuali anda pemain akrobat. Tak bisa kubayangkan kalau suatu saat aku bersama anakku melewati taman ini, dan dia merengek, “Mama ik wil het spelen!” (Mama aku ingin bermain). Atau membayangkan mengajak Denis bermain, dia akan senang sekali bisa keluar dari rumah, tapi betapa kecewanya dia ketika melihat semua mainan tak bisa diraihnya, bahkan oleh tantenyapun tidak.

Taman ini sengaja dibuat dari titik ketinggian sama dengan NAP (Normaal Amsterdams Peil). NAP, lebih dipahami kaum awam sebagai referensi sea level di Netherlands. Kebanyakan orang tidak lagi mengetahui apa kepanjangan dari NAP, namun selalu mengasosikannya dengan sea level. Beberapa waktu lalu ketika aku singgah di Nijmegen, sebuah kota tua berbatasan dengan Jerman yang merupakan tempat pertemuan dua sungai besar Maas dan Waal, aku melihat pal dengan meteran di sana. Terusik rasa isengku, aku memakainya untuk mengukur tinggi badanku. Karena penasaran aku mencari information board dekat pal meteran tersebut guna melihat apa fungsi meteran ini. Rupanya ini pal monumental untuk mengingatkan bahwa kota ini telah beberapa kali tenggelam, well not really tenggelam, cuman banjir aja. Dan disitu tertulis pula NAP.

Berdasarkan ensiklopedi bebas, NAP adalah vertical datum yang banyak digunakan di Eropa Barat. Awalnya NAP hanya digunakan di Belanda yang kemudian diadopsi German sekitar tahun 1879 dengan nama Normal Null, berikutnya negara-negara Eropa lainnyapun turut menggunakan NAP sebagai referensi. Pada mulanya zero level dari NAP adalah rata-rata tinggi banjir yang terjadi di musim panas di Amsterdam, kota yang terhubung dengan laut lepas pada tahun 1684. Jadi awalnya NAP tidak dimaksudkan sebagai sea level tapi rata-rata tinggi banjir. Namun, sekarang NAP lebih sering dihubungkan dengan sea level di pantai-pantai di Belanda, mungkin seiring perkembangan teknologi, banjir tak lagi identik dengan musim panas di Amsterdam. Water management di negara ini sudah cukup canggih.

Dua minggu lagi kami sekelas berkesempatan menengok, water management di Rotterdam, kalau di Indonesia punya banjir kanal, di Belanda mereka punya delta work. Sebuah proyek yang merupakan flood defense system, guna meghindari kejadian banjir besar akibat luapan North Sea yang merusak tanggul-tanggul buatan disepanjang area ini.

Namun kami tidak ada berdiskusi masalah water management di negara ini, kami mebih tertarik melihatnya dari angle finance. Aku, misalnya akan tertarik membahas bagaimana risk yang mengancam proyek ini didefine, kemudian memilah-milah mana yang harus di retained, transferred atau simply avoided.

2 thoughts on “NAP (Normaal Amsterdams Peil)”

  1. Jadi ingetketika bawa Radya ke Taman Lalu-Lintas dan dia gak mau pulang 🙂

    Foto2 di Water management ada gak ? penasaran 😀

  2. Shaula ama Lesath pasti akan nyari tangga buat naik keatas :). Mereka dulu juga suka bermain di taman lalu lintas, tapi seringan ke padang golf Dago atas, buat ngliat temen-temennya di langit.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *