Selamat Hari Bocah Nasional

Terberkatilah engkau wahai anak-anak kecil. Senyummu menyukakan kami. Tawamu membasuh perih.

DanielDANIEL masih sangat mungil. Aku terus merengkuhnya dan menciumi keningnya. Kala kedua matanya terkatup tak menyeluruh, dia tersenyum melihat bayanganku samar samar, lalu segera terlelap dalam sesaat. Rekaman kejadian ini selalu kumunculkan dikepalaku dan sengaja kuhadirkan kala hati ini ingin dihibur.

Advenadi DenisaDENIS, yg bukan the menace. Hobbynya menjadi jagoan, sehingga kala aku memilih menjadi kucing, dia akan memilih menjadi gajah yang dengan seenakkan menginjak-injak kucing. Atau, pada saat aku sesekali tak mau kalah dengan memilih menjadi harimau, dia akan memilih menjadi harimau besar. Dihadapannya aku selalu kalah , namun tanpanya dunia ini sepi.

SiLSIL, nama yg singkat, sesingkat pertemuan kami. Bocah satu ini tak pernah membiarkanku mencium pipinya yang merah dan gemuk. Tapi selalu saja aku berhasil mengecohnya. ‘Op… Apeltje, Melk’ adalah kata-kata pertamanya. Rupanya urusan perut lebih gampang nyangkut ketimbang urusan emosi. Bersamanya aku berlomba menghapal kata-kata benda sederhana… vogel, paard, konijn. Mamanya akan tersenyum bangga melihat jagoan kecilnya bisa mengalahkanku.

VIO, si tiger kecil, yg tak bisa tidur tanpa terlebih dahulu mengusap-usapkan ekor bantal Tigre dimukanya. Jagoan yang satu ini memanfaatkan besar badannya yang diatas rata-rata utk mengintimidasi teman-teman pre schoolnya. Baru masuk ruangan semenit sebuah teriakan protes pasti akan membahana di dalam kelas “Vioooo…”. Ah tigerku yg usil.

Selamat hari bocah ponakan-ponakanku… Sil, jij komt niet uit Indonesie maar mag jij natuurlijk mee om te vieren.

3 thoughts on “Selamat Hari Bocah Nasional”

  1. @X:Hah Nuky yang lucu tapi jelek? mmm ntar deh tak fotoin. Pake macro biar serasa moto laler yang lagi mendarat di ujung screen comp.
    @Nova:Pulang? kangen anaknya apa kangen mamanya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *