Tak urung pembacaan Detik-detik Beredarnya Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) disela-sela aktifitas upacara bendera di pagi nan mendung, membuatku merinding tak keruan.
Satu hari dan 61 tahun yang lalu, tersebutlah Boeng Hatta mendeklarasikan ini:
“Besok tanggal 30 Oktober 1946 soeatoe hari jang mengandoeng sedjarah bagi tanah air kita .
Rakjat kita menghadapi penghidoepan baroe. Besok moelai beredar Oeang Repoeblik Indonesia sebagai satoe-satoenja alat pembajaran jang sah. Moelai poekoel 12 tengah malam nanti, oeang Djepang jang selama ini beredar sebagai oeang jang sah, tidak lakoe lagi. Beserta dengan oeang Javasche Bank. Dengan ini toetoeplah soeatoe masa dalam sedjarah keoeangan Repoeblik Indonesia. Masa jang penoeh dengan penderitaan dan kesoekaran bagi rakjat kita!
Sedjak moelai besok kita akan berbelandja dengan oeang kita sendiri, oeang yang dikeloearkan oleh repoeblik kita. Oeang Repoeblik keloear dengan membawa perobahan nasib rakjat, istimewa pegawai negeri, jang sekian lama menderita karena inflasi oeang Djepang. Roepiah Repoeblik jang harganja di Djawa lima poeloeh kali harga roepiah Djepang, di Soematra seratoes kali, menimboelkan sekaligoes tenaga pembeli kepada golongan rakjat jang bergadji tetap, jang selama ini hidoep dari pada menjoeal pakaian dan perabot roemah, dan joega kepada rakjat jang menghasilkan, jang penghargaan toekar barang penghasilannja djadi bertambah besar “
Selamat Hari Oeang Repoeblik Indonesia.
Begus menulis surat. menulis dalam waktu Belanda;-) Sayang sekali tidak klein beetje nog Nederlands karena kamu bisa mudah hidup di Belanda:)
Orang Indonesia selamat dengan 61 tahun Rupia:)
Hidup uang. (Duh.. matre pisan ya.) 🙂
Memang tergetar membaca sejarah kita. Bung Hatta, tercermin sekali kecerdasannya dalam pilihan kata2nya yang bijak menjejak bumi menyentuh jerih rakyat bukannya mengkhayal hampa. Bangga aku pernah punya pimpinan Bung Hatta. Yuk menjaga negeri.
pertama buka aku baca ORI nya, horeeeeee, novi bujuk beli ORI (obligasi ritel indonesia) lagi nih. tapi setelah dibaca, rupanya bukan ORI yang ORI itu. *koq aku gak upacara ya, padahal kan aku memuja uang…gubrak..gubrak..tuing..tuing*
djangan-djangan dirimoe mendjadi pembina oepacara … 😀
@Steven: menulis waktu Belanda? Maksudnya ejaan lama kali ya? itu aku cuma retype lho. Hehe menulis dengan Bahasa Belanda? wahh bisa-bisa arwah nenek moyang para pejuang kami bangkit semua 🙂
@Anis:Uang memang bukan segalanya, tapi tanpa uang … bokek bok!
@Vira:Aku awalnya juga kaget Vir, koq ORI ya. Gak taunya ejaan lama. Oh ya ini kali pertama aku upacara setelah hampir 7 tahun absen.
@Nova: Nek aku sing mimpin dho buyar kabeh Kang.
aku seneng mbaca postingan yang di tulis model oe begini, unik jadi mbacanya 🙂
Novi … piye kabare Jeng? sibukkah? 🙂
Novi, selamat ulang tahun ya. Gak tau yg keberapa, tp yg pasti hari ini dikau ultah. Makan2nya ditunggu di Bandung, bareng Andrea 🙂
puyeng juga baca ejaan lama … gak terbiasa kali yah
walo euro menggiurkan, aku sih tetep cinta rupiah..hidup ORI!
Hi, Nov. Ulang tahun kah dirimu? Duh, maaf. Gak tau nih. Selamat ulang tahun ya :), moga tambah umur Teh Novi makin tambah hebat, tambah keren, tambah cantik :), ya iya lah… hehe…
@Ely: Hai Jeng 😉
@Anis:Thx alot Nis. Makan di Bandung … mmm yuk!
@Icha:konon, ejaan itu telah membuat puyeng ratusan bahkan ribuan orang. Makanya ejaannya disempurnakan, demi alasan kesehatan rakyat Indonesia 🙂
@Arum:Rum masih nyisa gak euro-nya?
@Hilman: Wah makasih Man, kayak superman aja makin hebat.
He Vie, Aku sudah coba balas tapi mungkin aku membuat salah. Iya aku maksudnya ejaan lama kali. Tidak boleh itu kamu retype karena sejarah dan kalau kamu belajar bhs Belanda dan kamu tahu baigamana menulis;-)