Anomali Coffee

Ketika merasa anomali, kenapa tidak pergi ke Anomali Coffee?

Buat para coffee lovers, kafe di jalan Senopati No.35 Kebayoran Baru ini pantas untuk dicoba. Suasananya memang tak seromantis Gumati cafรฉ di Bogor, tapi dengan teman minum kopi yang pas membuat suasanapun jadi romantis. Datang sendiripun tak masalah, karena kafe yang dilengkapi dengan hot spot ini mampu menyajikan keceriaan buat mereka yang datang dengan laptop ditangan.

Pilihan kopi lokal, asli negara sendiri membuat kita berdecak kagum, โ€œIndonesia ini memang kaya rasaโ€. Pilihan kami semalam tentu kopi tubruk, rasa kopinya yang kental dan aromanya yang mantap, membuat kami melayang seolah kami sedang tersesat ditengah-tengah ladang kopi di Tanah Gayo. Kebetulan semalam, kopi Aceh Gayo menjadi pilihan kami. Toraja Kalosi sampai kopi Sumatera Mandailing pun ada. Bahkan kopi Irian Jaya nampak pula diantara tumpukan karung biji kopi yang tergeletak begitu saja di gudang kopi yang sengaja didesain sebagai display. Sepertinya kopi Irian Jaya ini akan menjadi pilihan kami untuk kedatangan berikutnya. Never try this before. Meminumnya sambil membayangkan bukit-bukit Wamena pasti akan memberi sensasi yang menarik.

Lalu apa yang bisa dilakukan di kafe ini selain browsing internet, membaca majalah atau bercakap-cakap ? Star gazing tentu saja :). Pilihlah tempat duduk di balkon di lantai dua. Semoga kamu seberuntung kami yang semalam dinaungi langit cerah, dihiasi Jupiter di sebelah timur, dibatasi Libra di sebelah selatan dan Scorpius yang melebar di atas kepala kami.

Oh ya, dikau yang nun jauh disana, andai langit malammu sedang cerah, jangan lupa lihat Antares ya? Iya, yang merah itu, sudah bisa membedakan warna bintang kan? Iโ€™ll see you there :).

9 thoughts on “Anomali Coffee”

  1. ok…aku ke anomali yg deket rumah aja di cibubur, walaupun yg ini juga deket sih (dari kantor) ๐Ÿ˜€

  2. Nah ya, Neng Geulis ketahuan abis teleconf gak langsung pulang. Jadinya membahas kerangka kebijakan makro ? ๐Ÿ˜‰

  3. @Hedi: Wah enak Sam, bisa ngopi terus sampe’ elek.
    @Akang: Bosen Kang bahas fiskal mulu, cukup dikantor saja. Kalo diluar gantian sektor moneter. Kebijakan “fiskal” dan “moneter” memang harus dijaga biar selalu harmonis ๐Ÿ˜‰
    @Kw: Pasti dikau bawa laptop dan sibuk browsing, tak kan notice kalo daku disitu.

  4. 1. aku sedang treatment ganti kopi dengan minum susu (walaupun masih belum berhasil) 2. aku masih buta dengan perbintangan nih nov,, 3. kalo biji kopi yang “dikeluarin” musang namanya luwak, ada gak ya yang ‘dikeluarin’ manusia (hoekkkkkkkkkkkkk)

  5. mmm… begitu ya… adha kopi toarco gak ya… ๐Ÿ™‚ sebetulnya ditubuhku kadar kopinya dah tinggi Vi… tinggal siapa yang mau kudonor neh… ๐Ÿ˜€

  6. -> sensasional…ni situs makin sensasional sajha ๐Ÿ˜€

    -> Nop, klo mengenai kopi nih.. kayaknya ada lagi kopi yang seru untuk dicoba : copycat :)) kebayang gak sih..kopi kucing hwahahaha

  7. @Vira: 1. Tiap hari daku minum kopi dan susu Vir, tanpa susu aku masih bisa hidup tapi tanpa kopi aku lebih mirip Garfield. 2. Haha daku tau deh kamu mau comment yang engga’2 tentang foto itu, nanti kupasang foto pemandangan deh Vir biar dikau bebas kasih comment ๐Ÿ˜‰
    @Nova: Lah gak usah minder Kang, kalo kulitnya rajin discrub dengan biji kopi pasti lama-lama seputih salju ;). Btw… Kopi Toarco ki jenis opo to, Toraja yo?
    @Phoenixfly: hush jangan bilang-bilang kuching disini, Mbaknya marah ni. Kopi kucing gak mirip dengan kopi luwak kan ;). Duhh ketularan jorse-nya Vira deh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *